DENPASAR-klikpena.com
Indonesia yang sebahagian besar wilayahnya rawan bencana, memerlukan perhatian dan penanganan khusus untuk memastikan semua sektor kehidupan aman dari bencana, termasuk sektor Pariwisata. Demikian pun Bali yang menempatkan pariwisata sebagai sektor utama penggerak ekonomi lokal bahkan nasional, harus benar-benar aman dari bencana apapun. Itu sebabnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggemakan Pariwisata Aman Bencana. Langkah tersebut dilontarkan dari Bali saat pertemuan antar steakholder penanggulangan bencana, di UPTD Pengendalian Bencana Daerah BPBD Provinsi Bali (Pusdalops), Senin 13 Januari 2019.
Steakholder yang hadir saat itu antara lain, Kalaksa BPBD (Provinsi, Kab /Kota) Kodam, Polda, Korem, BMKG, Basarnas, Instansi Vertikal & Daerah, Relawan serta Wapena.
Kepala BNPB, Doni Monardo dalam pertemuan tersebut menegaskan, Bali sebagai destinasi pariwisata dunia dan sebagai sumber devisa negara, diharapkan siap bahkan ditingkatkan dari ketersediaan anggaran, perlengkapan, peralatan dalam kesiapsiagaan bencana. “Antara pemerintah pusat dan daerah saling bersinergi untuk mewujudkan pariwisata aman bencana,” ujar Doni Monardo, sembari menambahkan bahwa konsep pariwisata aman bencana yang diterapkan di Bali nantinya diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah pariwisata lain seperti, Labuan Bajo, Mandalika ataupun Danau Toba.
Dikatakan, konsep pariwisata aman bencana terbagi dalam 5 elemen kunci meliputi pemahaman risisko bencana, fasilitas aman bencana, tata kelola risisko bencana, manajemen kedaruratan serta Businness Continuity Planning. Kesemuanya ini membutuhkan penguatan dari berbagai hal sehingga dapat diwujudkan wisata aman. Ditambah pula peran antar sektor seperti TNI dan Polri untuk tetap menjaga alam Bali dan keamanan sehingga keseimbangan alam dan keamanan wisatawan tetap terjaga.

Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Made Rentin menyampaikan berbagai upaya telah dilakukan untuk mengelola potensi ancaman bencana di Bali. Potensi megatrust di kawasan utara dan selatan pulau Bali, diperkuat dengan pembangunan 9 sirine evakuasi tsunami dan 10 rencana sirine evakuasi tsunami. Pelaksanaan sertifikasi kesiapsiagaan bencana di dunia usaha sejak 2014 telah dilaksanakan 64 dunia usaha baik hotel, restaurant, mall, spa, theater, golf hingga rumah sakit. Ditargetkan ditahun 2022, agar semua dunia usaha dapat bersama sama menguatkan kesiapsiagaan dunia usaha untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan. Ditambahkan untuk secara rutin melaksanakan kegiatan simulasi bencana setiap tanggal 26 sebagai salah satu bentuk inovasi dalam penanggulangan bencana.
Dengan sinergi antara multi pihak dalam pentahelix dengan semangat gotong royong maka destinasi wisata yang aman akan lebih mudah terwujud. Destinasi yang memiliki struktur bangunan yang aman, sarana dan prasarana evakuasi yang memadai, manajemen risiko yang ada, sosialisasi dan edukasi kebencanaan pengunjung dan warga setempat, simulasi dan gladi yang rutin dilaksanakan serta perencanaan mengantisipasi kejadian bencana sebagai komponen didalam destinasi wisata aman yang ditopang dengan BPBD yang tangguh. Dengan falsafah “Tri Hita Karana” yang tumbuh di Bali selaras dengan frase yang dikembangkan BNPB. “Kita jaga Alam, Alam Jaga Kita. Maka diharapkan pariwisata yang aman bencana yang berkelanjutan dan berkualitas dapat terwujud di Bali dan destinasi wisata baru lainnya,” ujar Made Rentin. BIL
Komen via Facebook