Begini Cara Klub Buku Petra Tingkatkan Minat Baca dan Menulis

536

RUTENG - Salah satu perkumpulan atau komunitas baca dan menulis yang dikenal dengan nama Klub Buku Petra kembali menggelar kegiatan menarik yaitu bincang buku pada Sabtu malam lalu di LG Corner, Katedral Ruteng (2/2/2019).

Kali ini, sekelompok kecil yang anggotanya dari beragam latar belakang profesi mulai dari pegiat literasi, pecinta sastra, penulis hingga akademisi asal Ruteng, Manggarai mulai ‘melahap’ buku edisi perdana di awal tahun 2019 berjudul ‘Wesel Pos’ karya Ratih Kumala.
Novelet cetakan pertama Juni 2018 dengan jumlah 100 halaman ini pun jadi perbincangan seru sejumlah peserta. Apalagi ketika masing-masing para peserta dipersilahkan memaparkan pengalaman membaca.

Marselus Ungkang, dosen Sastra STKIP St. Paulus Ruteng yang mengambil peran sebagai pemantik diskusi memaparkan beberapa poin penting yang terdapat pada buku ‘Wesel Pos’.
Mulai dari teknik, konsep penulisan hingga struktur mikro yang dimunculkan oleh sang penulis dalam karya Ratih Kumala tersebut.

Aktifis club Buku Petra berdiskusi tentang teknis penulisan

“Kesan Umum yang mungkin didapatkan setelah membaca ‘Wesel Pos’ adalah cerita yang sederhana. Namun bagaimana menjelaskan istilah ‘sederhana’ itu sendiri bisa jadi pekerjaan serius.

Membaca sekaligus mendiskusikan sebuah karya sastra, seperti salah satunya novelet ‘Wesel Pos’ ini, lanjutnya, sangat membantu siapa saja yang tengah menekuni proses kreatif menulis prosa fiksi atau drama.

Karena terkadang, menurut Marselus Ungkang, proses autodidak membuat seorang pengarang secara kompetensi bisa dikategorikan berada pada level intermediate. Namun untuk naik ke level advanced, kadang ia justru perlu kembali lagi mempelajari teknik-teknik dasar, yang serik kita sebut teknik sederhana.

“Karena sebuah karya penulisan yang baik itu jika kita lebih banyak mengenal sekaligus memahami pada aturan serta beragam stuktur yang terbentuk,” imbuhnya.

Sementara itu, Maria Pankratia sebagai anggota Klub Buku Petra menambahkan, jika acara bincang buku yang terbuka untuk umum ini menjadi ruang diskusi bagi para penikmat karya sastra. Tentu sekaligus menjadi wadah juga demi meningkatkan minat baca dan menulis di kota Ruteng.

“Bincang buku seperti ini memang sudah sering kita lakukan sejak tahun 2013 silam. Namun di tahun ini kita punya semacam goal untuk tahun 2020 mendatang,” ungkap Maria.

Misi tersebut adalah memberi kesempatan kepada para peserta bincang buku untuk mereview atau mengulas kembali setiap buku yang diperbincangkan oleh Klub Buku Petra. Tulisan itu pun akan dikurasi kembali oleh tim redaksi website bacapetra.co agar bisa dipublis di website online.

“Jadi para peserta diberi kesempatan mengulas kembali setiap buku yang diperbincangkan oleh Klub Buku Petra. Karena hari ini adalah buku perdana dan selanjutnya akan diagendakan setiap bulannya. Nah, ulasan yang dibuat silahkan dikirimkan ke redaksi baca petra dan tim redaksi akan mengkurasi tulisan yang layak dimuat. Dan di akhir tahun nanti, tulisan-tulisan tersebut dibukukan menjadi Antologi Resensi Buku Klub Buku Petra,” jelas Maria. (Jer)

Komen via Facebook